MATA
AIR, AIR MATA
(Saripuddin Lubis)
Simpan saja air matamu
Nanti kau kan tak sanggup
membasahi kering penyesalan masa silam
Lalu air mata siapa yang esok
mengantarmu
ke rumah tasbih maha luas itu
Kelopak matamu tak kan lepas-lepas
mencari mata air, air mata
di kubang-kubang duka, di mendung
ladang
Takbir menyeru
sepanjang pagi,
sepanjang siang,
sepanjang gelap,
berjenjang tangis
Tiap batu, tiap pasir kan menjemput air
matamu
Mengeramnya, merebahkannya pada
keampunan
***
PERJALANAN
(Arif Rahman Hakim)
Kita yang tidak saya apalagi kamu bukan saya juga bukan siapa siapa kadang luka duka bahkan bisu beku bin pilu tak nampak merajuk harap di sisa usia menua dimamah masa.
Luka-luka menganga, liku- liku membisu mnghimpit sisi jalan yang dilalui sejumput rumput tempat ku rebah raga dalam menebas kegelisahan gontai lelah untuk mengais harap
tetes keringat berkah guyur tubuh.
Sementara hujan menghapus debu.
Matahari setia
Tak ada kuasa menghindari
Semata jalan kulalui
Sabar tawakal adalah teman
Sirna sisa kerja keras hikmah tawakal adalah peristiwa menimpa waktu terus bergulir biar bumi ditumbuhi rerumput menebar hijau asa kian menyilaukan arti hidup yang makin mnguak sunyi berkabut misteri tak dapat kusibak erat diam tak faham harusnya mungkin kusadari, tapi entah ku mampu resapi kerja keras sekedar bertahan hidup untuk nikmati arti bahagia keluarga riang. Peluh dingin tak menggoyah semangat
Kesedarhanaan menawarkan hening menjaga pulih apa adanya.
Seruling bambu menyuarakan hati gundah terapi sepi dari setapak jalan menanti belaian kasih hati ini selalu berbisik untuk mengurangi derita roda nasib berputar di ketulusan yang mengalir di dalamnya
Adakah hari ini masih bisa kurasakan hadirnya keadilan?
Tuhan setiap langkahku menjadi untaian rasa syukur atas semua rizki yang selalu kau berikan menahan luka dan kepedihan. Tak ada satupun ramuan yang paling mujarab selain belaian kasih yang kami berikan dan kami terima.
Masih banyak cinta yang kumiliki untuk menebus semua derita ini, saya tidak pernah menyalahkan takdir tak pernah ku membenci keadaan mungkin kelak akan kutemukan sebuah jawaban tentang sebuah makna di balik Setiap peristiwa, karena hati ini begitu yakin jika Tuhan selalu menciptakan takaran yang seimbang
Hidup adalah kehendak-Nya maka jalan untuk meniti kehidupan selalu terbentang cinta yang berpacu di dalam jiwa ini terus mendebarkan tetap semangat ikatan batin ku begitu kuat menyentuh jauh ke dalam nurani. Aku berusaha untuk tegar berdiri demi menunaikan panggilan hati atas derita yang tak akan pernah berujung ini. Jika hanya terpuruk di alam dan nilai dari sebuah kekuatan hati selalu semangat yang masih tersisa Biarkan hujan terus menyirami bumi agar terus menumbuhkan benih-benih harapan yang baru dan akan selalu seperti semua karunia hidup yang masih terhampar di tengah belantara.
Mari terus berjalan mengitari bunga yang diserbu jutaan kupu-kupu dan lebah, untuk mengikuti irama serta aroma wanginya, mengecapi rasa madu yang dirasa kupu-kupu dan lebah. Banyak merasa walau rasa fatamorgana tapi penghayatan adalah keniscayaan lebih dahsyat. Menjadi syurga yang sebenarnya di atas fakta-pahit yang makin memahit memahat di relung renung tak berujung pangkal.
Ciracap, 17082020
***
Tentang Penulis
Saripudin Lubis adalah tokoh sastra Binjai Sumatera Utara. Penulis juga masih aktif sebagai guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Binjai dan Dosen Sastra STKIP Budidaya Binjai.
Arif Rahman Hakim adalah budayawan dan penulis asal Geopark Ciletuh Sukabumi. Penulis juga masih aktif sebagai guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Ciracap.
+++
AGBSI menerima kiriman naskah baik berupa fiksi dan nonfiksi. Tulisan ditik rapi dengan format .doc atau .docx dan dikirim ke alamat surel: redaksi.agbsi.2020@gmail.com. Tulisan yang dimuat tidak diberikan honor. Namun, jika beruntung akan dikumpulkan menjadi sebuah buku antologi setahun sekali.
+++
0 coment�rios: